Japandi, trend baru didunia Interior?

ditulis oleh Tania Nathaniela

Gaya interior Japanese dan Scandinavian bukan hal yang asing lagi. Kedua style ini sudah banyak dibahas dan dijadikan referensi dalam mendesain. Namun apakah sudah pernah mendengar tentang Japadi Style?

Japanese style

Seperti yang kita ketahui Japanese style yang berasal dari Negeri Matahari terbit tersebut banyak sangat menghargai ketidaksempurnaan sebagai keindahan (Beauty in imperfection/ wabi sabi). Pemikiran filosofis wabi sabi memiliki 7 prinsip dasar, di antaranya: Shibumi (Simpel), Seijaku (Tenang), Shizen (alami), Kanso (sederhana), Yuugen (abadi-sederhana), Datsuzoku (Bebas, tidak terikat) dan Fukinsei (asimetris).

Wabi House by Japanese Architect, Tadao Ando.

Scandinavian style

Sedangkan Scandinavian style berasal dari daerah Eropa Utara seperti Denmark, Finlandia, Norwegia, Swedia dan Islandia. Hygge menjadi kata yang poluler untuk menjelaskan konsep desain Scandinavian. Hygge mempunyai arti harafiah ‘coziness’ atau kenyamanan, merupakan konsep mengenai kenyamanan dan kesederhanan dalam desain untuk menghasilkan perasaan yang senang, sehat dan puas. Budaya ini sangat populer bagi masyarakat Scandinavia, hal ini juga berhubungan dengan kondisi musim dingin ekstrim yang sering kali melanda Kawasan tersebut. Pada dasarnya, rumah harus menjadi tempat perlindungan kita dan memberikan rasa nyaman setiap kali kita berada didalamnya.

Karakteristik Japandi style

Lalu bagaimana karakteristik Japandi Style?

Perpaduan nilai antara gaya Japanese dengan Scandinavian yang serasi memberikan ruang tersendiri untuk nilai estetik yang banyak disebut sebagai Japadi Style. Budaya Barat dan Timur yang selaras dan membentuk sebuah harmoni. Mengedepankan nilai simplicity, natural elements dan kenyamanan membuat kedua gaya ini menyatu secara sempurna.

Nilai kenyamanan dan kedeserhanaan yang diusung menjadi menarik ketika tetap berakar kepada fungsi. Keduanya menciptakan sebuah desain yang santai, indah dan menenangkan. Perbedaan dari kedua gaya ini saling melengkapi, dengan Japanese style yang lebih ringan dan dipadukan dengan Scandinavian style yang memiliki palet warna yang lebih tegas.

Nendo Studio Interior for Fritz Hansen

Material dan warna

Sebagian material yang digunakan dalam gaya ini didominasi dengan material alami seperti kayu, rotan, bambu, tanah liat, beton, kain katun dan linen. Warna yang digunakan biasanya menggunakan muted color atau warna netral ; seperti putih, cream dan abu-abu. Warna tersebut dapat dipadukan dengan tone warna bumi seperti hijau dan biru pastel, atau bahkan hitam untuk memberi kesan kontras, tetapi warna tersebut jangan sampai menghilangkan esensi dari “ketenangan” yang ingin dicapai dalam gaya ini.

Furniture

Karakteristik furniture Japandi adalah simple, tidak bersudut dan cenderung organik. Bahan natural seperti ; kayu oak, walnut dan maple, dengan finishing yang juga natural menjadi ciri khas yang menonjol.

Pencahayaan

Pencahayaan dengan memaksimalkan natural light selalu memberikan daya tarik tersendiri, karna alam selalu menjadi inspirasi dari kehidupan. Selain itu pencahayaan artifisial dengan penggunaan linier lighting juga menjadi pilihan yang cocok untuk style ini.

Mix and match

Texture earth tone dapat menjadi dasar yang baik untuk memulai, dipadukan dengan elemen estetik yang praktis sesuai konsep “wabi-sabi” (beauty in imperfection). Aksesoris khas Scandinavia dapat memberikan karakter yang kuat dalam sebuah ruangan, jangan takut untuk penggunaan bahan yang kontras seperti glossy gold atau silver sebagai detail dan point of interest.

Sebagai seorang interior desainer saya harus bisa membaca trend apa yang akan dan sedang popular, dengan memahami akar dari budaya yang berpengaruh terhadap trend tersebut. Hal fundamental seperti itu yang yang membentuk identitas saya sebagai konsultan interior di Jakarta.

Written by: Kayana Studio